Pages

Saturday, February 20, 2010

Teramat

Belakangan, keadaan mulai labil baik raga maupun jiwa. Pikiran flat tiba-tiba beriak mencuat randomize ibarat letupan neutron teradioaktifasi, mood pengendali tak urung berbuat banyak. Berujung pelampiasan penentu penyelesaian masalah, bukan bermaksud lari maupun menghindar, lebih tepatnya menidur panjangkan masalah yang lambat laun kembali ke titik awal dimana masalah itu bermula.

Raga tampak seperti kubangan tanah yang disinari matahari secara kontinu, panas menyengat membuat kaku. Energi terkuantisasi dan tak berdegenerasi membakar kalori yang bukan pada tempatnya. Efisiensi tenaga hilang paruh, bertaruh tanpa ada keruh menuduh.

Tak lain halnya dengan hati dan pikiran yang terus memproses negative, mengadu memonitor otak kanan serta menonatifkan otak kiri. Menyeimbangi keadaan gundah dan gelisah, mengimajinasi hal-hal yang baru dan benar-benar baru.

Menyerah, hal terakhir yang biasanya dilakukan apabila jalan buntu dihadapi, hal terakhir namun bukan hal terbesar. Kekecewaan, hal terbesar yang dirasakan, diri yang tak mampu berbuat banyak, minim kreatifitas dan produktifitas.

Keinginan memandang relative semua hal terhadap diri, menarik yang negative dan menolak yang positif, sombongkah. Semua teramat melebihi batasan maksimum, tak perlu tambahan lagi. cukup, sudah saatnya menuang dan mengisi hal baru, idealis bukan hal yang baik bila memang sudah diluar kontekstual pengalaman.

Semoga ini bukan itu.

2 comments:

  1. waaaaaaaaaaaah
    bahasanya tingkat tinggi
    suka bacanya
    hoho

    ReplyDelete
  2. ati2 jatoh mbak klo ketinggian.. :p

    congratz for the first commentator here..hehe

    nice pict n cam..
    jadi keingetaan kan.. :(

    ReplyDelete

silahkan tulis kritik dan saran anda